“ Inilah topeng
Malang sebagai karya sungging yang tiada ternilai harganya dibuat oleh orang
yang luar biasa, telah memikat hati masyarakat Malang untuk menjaganya”
(Onghokham, 1972).
Pecinta kesenian Topeng Malangan dan keluarga Kyai Reni
Sungging Adi Linuwih pepunden Wayang Topeng Malang dari Desa Polowijen, akan
mengadakan se-Sekaran dan doa di Makam Kyai Reni Polowijen. Dalam rangkain
ritual ini pecinta kesenian Topeng Malang juga akan mengarak Topeng-topeng
Legendaris Kyai Reni, antara lainTopeng Ragil Kuning yang puluhan tahun hilang.
Topeng ini akan didampingi oleh Topeng lawas (kuno) dari berbagai daerah antara
lain Topeng Senggreng, Topeng Jabung, Topeng Wangkal, Topeng Lowok, Topeng
Glagahdawa, Topeng Pakisaji dan daerah lainya yang ada di Malang.
Karena kesakralan dan awal momen bersejarah ini Kami Pecinta
kesenian asli Malang dan keluarga Kyai Reni mengundang teman-teman Media untuk
hadir pada hari:
Minggu: I5 November 20I5
Pukul: 10.00 Wib-hingga selesai
Tempat: Pesarean Kyai Reni di Komplek Makam Umum Desa
Polowijen, Kota Malang
Topeng Malangan adalah kesenian yang “Apik Tur Migunani”
seolah sudah mendarah daging di sendi-sendi kehidupan masyarakat Malang Raya.
Kesenian yang sudah popular sejak era Kerajaan Hindu-Budha ini telah mengalami
degradasi dalam perkembangannya. Kesenian yang dalam gelarannya selalu menyadur
cerita Purwa, Panji, dan Menak dalam lakonnya ini semakin berkembang di era
perjuangan. Di masa ini kesenian topeng menjadi wadah penyebar semangat
perjuangan dengan menampilkan cerita-cerita kerakyatan dan cerita patriotism
kesatria Panji.
Topeng Malangan yang berbeda dengan kesenian topeng di
daerah lain ini, pernah mengalami masa kejayaan di era Bupati R.A.A Soeriohadiningrat
(I889-1928). Hal ini lantaran sang bupati yang mencintai kesenian dan
mengharuskan semua perangkat pemerintahan kala itu untuk dapat menari topeng.
Dan di sinilah awal muncul ketenaran seorang sungging dan
guru tari dari Desa Polowijen pada awal abad 20 yang konon sangat ahli dalam
hal kriya ukir, beliau bernama Tjondro suwono yang popular dengan sebutan Mbah
Kyai Reni (wafat, thn 1938). Beliau adalah abdi dalem kesayangan bupati Malang
saat itu, popularitas Reni sebagai penyungging terkenal, dan telah mengangkat
nama Polowijen pada saat itu sebagai sentral pembuatan mebel dan ukiran yang
terkenal seantero Malang, hingga Polowijen juga disebut sebagai Desa Reni.
Dalam berkarya membuat kriya topeng, Reni yang kala itu di
bantu oleh Ki Sumo Gambar yang tinggal di desa Karanglo, Kab Malang, wafat pada
tahun 1959, dia adalah salah satu kerabat Reni. Dia seorang dalang yang pandai
menggambar dan di percaya sebagai “desainer” topeng-topeng Malang yang saat itu
banyak di pesan pejabat dan orang-orang ternama, diantaranya yang di pesan oleh
Bupati Malang ke IV, R.A.A Soeriohadiningrat dan Mangkunegara VII, di
Surakarta. Ada kisah tentang Ki Sumo Gambar itu yang melihat orang berjalan
saja, dia sudah bisa menggambar wajahnya hingga sampai detilnya” ungkap salah
satu sepuh kesenian topeng menggambarkan sosok kepandaian Sumo Gambar.
Hasil olah rasa, pikir, kriya dan kedalaman ilmu itu sangat
bagus dan mampu memikat Keraton Jogjakarta dan Solo untuk menyimpannya. Topeng
legendaries itu kini sebagian tersimpan rapi di Museum Sono Budoyo Yogjakarta
dan Mangkunegaran Solo.
Kyai Reni, seorang sungging Adi Linuwih ini telah banyak
menghasilkan karya topeng,disamping itu beliau juga terkenal sebagai Tukang
Mebel, Tukang Ujub (doa),Dalang wayang, Ahli Karawitan,Guru Tari, Tukang
Pangur,Tukang Sunat/khitan dan dikenal akah ketinggian “spiritualnya” Banyak
karyanya yang telah hilang, dan jadi koleksi orang diluar Malang bahkan di Luar
Negeri. Hal ini karena Topeng karya Kyai Reni sangat bagus buatannya, dan
diyakini topeng-topengnya mempunyai aura tersendiri apabila di kenakan saat
gelaran wayang topeng. Tak sedikit yang mengatakan topeng itu seperti hidup
saat di kenakan.
Meskipun banyak karya Kyai Reni yang sudah hilang, namun ada
salah satu karya terakhirnya yaitu topeng Ragil Kuning yang masih ada di
Malang. Ragil Kuning sendiri sudah puluhan tahun menghilang dan menjadi salah
satu topeng yang di cari-cari. Topeng Ragil Kuning semula disimpan oleh Alm
Gundari, salah seorang anak Kyai Reni. Lalu disimpan Sangke seorang pengusaha
Rotan di Polowijen, setelah Sangke wafat Topeng itu di simpan Joko,anak buah
Sangke pada tahun 1992.
Dengan perjuangan yang keras dan laku dalam pencarian,
akhirnya di tahun 2011 Topeng Ragil Kuning bisa ditemukan oleh Yudit, hingga
kini disimpan baik oleh sang penemu yang juga seorang pecinta kesenian Topeng
Malangan. Ragil Kuning sendiri adalah (paling akhir) dari topeng-topeng tua
karya Reni yang tersebar di Malang raya.
Berbarengan dengan acara bersih Desa Polowijen,2015. Para
Pecinta kesenian Topeng Malangan akan mengadakan acara ritual kirim doa di
Makam Kyai Reni, dan di sertai sebagai awal kemunculan kembali topeng Ragil
Kuning dan puluhan Topeng Kuno ke masyarakat Malang.
Demikian undangan ini kami sampaikan, besar harapan kami,
anda dapat hadir dan menjadi saksi kabar gembira ini, juga sebagai penerus
kabar ke masyarakat luas Malang dan Indonesia umumnya. Atas kerjasamanya kami
haturkan terimakasih.
Salam.
CP:
Drs.Robby Hidayat: 081234230924
Nasai: 08564669464I
Rundown Acara
Se-sekaran dan arakan Topeng Ragil Kuning dan Topeng Lawas
Malang
Tanggal 15 november 2015
Tanggal 15 november 2015
09.00-09.30
Konferensi Pres
Konferensi Pres
Rumah Pak Jait (kerabat Kyai Reni)
Jl.Cakalang gang 2. No. 394 RT.04/03
09.30-10.00
kirim doa dan sekar di Makam Kyai Reni
kirim doa dan sekar di Makam Kyai Reni
Komplek Makam Umum Polowijen
10.00-11.00
Tarian Ragil Kuning dan Topeng Kuno
Tarian Ragil Kuning dan Topeng Kuno
11.00-selesai
Arak-arakan Topeng Kuno dan Ragil Kuning Keliling Polowijen.
Arak-arakan Topeng Kuno dan Ragil Kuning Keliling Polowijen.
Dari: Angga Sukmara
No comments:
Post a Comment